SUBANG | DETIKKARAWANG.CLICK | Seorang jurnalis Media Hade Jabar, Hadi Hardian, menjadi korban pengeroyokan oleh sejumlah penjaga kandang ayam di Desa Sukahurip, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, pada Rabu, 10 April 2025 sekitar pukul 13.20 WIB. Kejadian ini memicu perhatian dan keprihatinan dari berbagai kalangan.
Saat ditemui di kediamannya oleh pengurus Ikatan Wartawan Online Indonesia (IWOI) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Karawang, Hadi Hardian memaparkan kronologi kejadian yang dialaminya.
Menurut Hadi, sejak awal dirinya mengunjungi kandang ayam tersebut, ia telah berkoordinasi dan difasilitasi oleh Kepala Desa Sukahurip untuk bertemu dengan pemilik kandang ayam.
“Pada Rabu, 10 April 2025, sekitar pukul 12.15 WIB, kami berangkat menuju lokasi kandang ayam. Saat tiba, kami melihat banyak kendaraan besar terparkir. Kami pikir mereka sedang panen atau aktivitas lainnya, kami tidak tahu pasti,” kata Hadi.
Hadi menjelaskan, di lokasi tersebut juga terlihat sebuah mobil Land Cruiser warna hijau army yang sudah terparkir. Awalnya, ia tidak merasa curiga dan tetap berpikir positif.
“Tiba-tiba, mobil Land Cruiser itu keluar dari parkiran sebelah kanan kami dan berhenti tepat di depan mobil kami. Kami tetap tidak curiga. Namun, setelah kami turun, terdengar suara keras dari arah mobil itu,” lanjutnya.
Seseorang dengan postur tubuh besar dan tinggi keluar dari mobil sambil berteriak, menanyakan siapa yang kemarin mencari-carinya. “Nada suaranya tinggi dan mengintimidasi, kami mulai merasa tidak aman,” ujarnya.
Karena firasat tidak baik, Hadi kemudian mengaktifkan aplikasi perekam suara di ponselnya. Ia dan rekannya dibawa ke dekat papan nama perusahaan. “Kami melihat papan tersebut resmi, jadi kami bilang ‘mantap, Pak’, namun setelah itu anak buahnya terlihat marah dan ingin menyerang kami,” ungkap Hadi.
Meskipun sempat meminta maaf, Hadi dan rekannya tetap menjadi korban pengeroyokan. Ia menduga bahwa kejadian ini sudah direncanakan sebelumnya. “Mulai dari Kepala Desa hingga pria bertubuh besar itu, kami menduga mereka semua terlibat,” katanya.
Hadi mengaku terus dipukuli hingga babak belur, tanpa ada satu pun orang di tempat kejadian perkara yang mencoba menolong. “Kami hanya mendapat pesan dari orang besar itu yang diduga pemilik kandang ayam: ‘Jaga kesehatan’. Setelah itu kami langsung menuju RSUD Ciereng Subang,” tutur Hadi.
Selama dirawat di rumah sakit hingga kembali ke rumah, Hadi menyatakan tidak ada kepedulian dari pihak pemilik kandang ayam.
“Apakah kami sebagai jurnalis dianggap seperti ayam yang dibiarkan begitu saja? Kami yakin pelaku pemukulan sudah ditangkap, tetapi orang-orang yang mengundang kami ke sana tidak dilibatkan. Ada apa ini?” pungkas Hadi.
(IL)